Rabu, 30 Oktober 2013

Angka Romawi

gampang-prawoto.blogspot.com.

Angka Romawi
Angka Romawi atau Bilangan Romawi adalah sistem penomoran yang berasal dari Romawi kuno. Sistem penomoran ini memakai huruf latin untuk melambangkan angka numerik:
Simbol Hasil
I           1 (satu) (unus)
V           5 (lima) (quinque)
X         10 (sepuluh) (decem)
L         50 (lima puluh) (quinquaginta)
C       100 (seratus) (centum)
D       500 (lima ratus) (quingenti)
M    1.000 (seribu)
Untuk angka yang lebih besar (≥5.000), sebuah garis ditempatkan di atas simbol indikator perkalian dengan 1.000.
Simbol Hasil
V         5.000 (lima ribu)
X       10.000 (sepuluh ribu)
L       50.000 (lima puluh ribu)
C     100.000 (seratus ribu)
D     500.000 (lima ratus ribu)
M   1.000.000 (satu juta)
Angka Romawi sangat umum digunakan sekarang ini, antara lain digunakan di jam, bab buku, penomoran sekuel film, penomoran seri event olahraga seperti Olimpiade.

Tabel angka Romawi

Berikut adalah tabel angka Romawi:

Romawi Alternatif Arab Catatan
tidak ada tidak ada 0 Tidak diperlukan.
I 1
II ⅠⅠ (atau Ⅱ) 2
III ⅠⅠⅠ (atau Ⅲ) 3
IV ⅠⅤ (atau Ⅳ) 4 IIII Masih Digunakan Untuk Jam
V 5
VI ⅤⅠ (atau Ⅵ) 6
VII ⅤⅠⅠ (atau Ⅶ) 7
VIII ⅤⅠⅠⅠ (atau Ⅷ) 8
IX ⅠⅩ (atau Ⅸ) 9
X 10
XI ⅩⅠ (atau Ⅺ) 11
XII ⅩⅠⅠ (atau Ⅻ) 12
XIII ⅩⅠⅠⅠ 13
XIV ⅩⅠⅤ 14
XV ⅩⅤ 15
XIX ⅩⅠⅩ 19
XX ⅩⅩ 20
XXX ⅩⅩⅩ 30
XL ⅩⅬ 40
L 50
LX ⅬⅩ 60
LXX ⅬⅩⅩ 70
LXXX ⅬⅩⅩⅩ 80
XC ⅩⅭ 90
C 100
CC ⅭⅭ 200
CD ⅭⅮ 400
D 500
DCLXVI ⅮⅭⅬⅩⅤⅠ 666 Menggunakan setiap simbol utama.
CM ⅭⅯ 900
M 1000
MCMXLV ⅯⅭⅯⅩⅬⅤ 1945
MCMXCIX ⅯⅭⅯⅩⅭⅠⅩ 1999
MM ⅯⅯ 2000
MMM ⅯⅯⅯ 3000
MMMM ⅯⅯⅯⅯ 4000






IƆƆ  ⅠƆƆ   5000 



I diikuti dengan dua buah C terbalik.
Cara mudah untuk menuliskan angka yang besar dalam angka Romawi ialah dengan menuliskan ribuan terlebih dahulu, ratusan, puluhan kemudian satuan.
Contoh: angka 1988.
Seribu adalah M, sembilan ratus adalah CM, delapan puluh adalah LXXX, delapan adalah VIII.
Digabung: MCMLXXXVIII (ⅯⅭⅯⅬⅩⅩⅩⅤⅠⅠⅠ).




I = 1
I = 1
II = 2
III = 3
IV = 4
V = 5
VI = 6
VII = 7
VIII = 8
IX = 9
X = 10
XX = 20
XXX = 30
XL = 40
IL = 49
L = 50
LX = 60
LXX = 70
LXXX = 80
XC = 90
VC = 95
IC = 99
C = 100
CD = 400
D = 500
DCL = 650
CM = 900
LM = 950
M = 1000
MCM = 1900

gampang-prawoto.blogspot.com


Kamis, 17 Oktober 2013

Enam Negara Memakai Bahasa Jawa

gampang-prawoto.blogspot.com








 Negara-negara Bahasa Jawa

fakta indonesia inspiratif
Bahasa Jawa merupakan bahasa yang dipergunakan oleh sebagian besar penduduk di pulau jawa bagian tengah dan timur yang mencakup provinsi jawa tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa timur, yang merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Namun demikian di luar ketiga provinsi tersebut terdapat beberapa tempat yang menggunakan bahasa jawa meskipun tidak menggunakan dielag jawa secara keceluruhan (sudah bercampur dengan bahasa lokal dan bahasa Indonesia) yaitu di pesisir utara jawa barat, lampung (sebagian adalah transmigran dari jawa).

Dan ternyata selain di Indonesia, terdapat pula negara lain yang menggunakan bahasa jawa, ada yang menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa ibu ada juga yang menggunakan nya sebagai bahasa dialeg lokal.

1. Republik Suriname



Republik Suriname (Surinam) dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda adalah sebuah negara di Amerika Selatan dan merupakan bekas jajahan Belanda.

Negara ini berbatasan dengan Guyana Perancis di timur dan Guyana di barat. Di selatan berbatasan dengan Brasil dan di utara dengan Samudra Atlantik. Di Suriname tinggal sekitar 75.000 orang Jawa dan dibawa ke sana dari Hindia-Belanda antara tahun 1890-1939. Suriname merupakan salah satu anggota Organisasi Konferensi Islam.

2. Singapura



Sejumlah orang Jawa didatangkan ke Singapura sejak 1825 [Johari, 1965]. Mereka berasal dari Jawa Tengah, dan mereka dipekerjakan sebagai buruh di perkebunan karet, jalur kereta api dan konstruksi jalan raya. Kampong Jawa, di tepi sungai Rochor, adalah tempat pemukiman pertama orang Jawa di Singapura. Selain Kampong Jawa, Kallang Airport Estate dikenal sebagai tempat pemukiman orang Jawa juga. Di Kallang, mereka hidup berdampingan dengan orang Melayu dan Cina.

3. Malaysia



Umumnya, mereka sudah berwarga negara Malaysia. Leluhur mereka datang sekitar tahun 1900 karena tekanan ekonomi. Masyarakat Jawa di Malaysia saat ini termasuk generasi ketiga dan keempat. Walaupun masih menggunakan sebagian adat dan kebudayaan Jawa, mereka sudah dianggap Melayu pribumi yang sah sesuai undang-undang Malaysia.

Yang terbanyak tinggal di Negeri Selangor, terutama di kawasan Tanjung Karang, Sabak Bernam, Kuala Selangor, Kelang, Banting, dan Sepang. Mereka masih mengekalkan beberapa unsur Jawa meski tidak total. Di Johor juga banyak, tapi yang muda-muda sudah lupa warisan leluhurnya.

Bahkan sebagian ada yang merasa malu mengakui berketurunan Jawa. Mereka sudah tidak boleh (bisa, Red.) lagi bertutur bahasa Jawa secara baik dengan unggah-ungguh dan tata krama. Ada yang mengekalkan identitas dirinya dengan mewujudkan Persatuan Anak-anak Jawa. Kegiatan keseniannya kuda kepang dan reog, walaupun tidak sehalus di Jawa.


4. Belanda



Saat Belanda menjajah Indonesia belanda mengirim orang jawa sebagai budak ke Belanda. Yang unik dalam kasus bahasa Jawa ini adalah minat orang asing terhadap bahasa atau sastra Jawa. Dan, Belanda sebagai negeri bekas penjajah Jawa ternyata menjadi gudang dari orang atau pakar yang punya minat khusus terhadap keberadaan bahasa Jawa.

Universiteit Leiden, universitas tertua di Belanda yang didirikan 1575 merupakan salah satu gudangnya. Di universitas yang didirikan Pangeran Willem van Oranje, tempat dari sekitar 17 ribu mahasiswa menimba ilmu, kita bisa melihat naskah-naskah kuno berhuruf Jawa atau sastra Jawa kontemporer yang masih terawat.

5. Kaledonia Baru



Kaledonia Baru (bahasa Perancis: Nouvelle-Calédonie) adalah sebuah negeri seberang laut milik Perancis terletak di Samudra Pasifik bagian selatan. Juga dinamai Kanaki yang dari nama penduduk asli kepulauan itu. Negara kepulauan ini telah dikuasai Perancis selain Polinesia Perancis. Status ini dikenakan sampai 1998. Namanya berasal dari bahasa Latin Skotlandia. Ibu kotanya ialah Noumea.

Daerah ini dihuni oleh sebagian suku Jawa. Dahulu orang Jawa di Kaledonia Baru menjadi kuli kontrak atau mencari kehidupan lebih baik di negeri asing. Perpindahan orang Jawa di Kaledonia juga sama dengan orang Jawa Suriname, namun kepindahan orang Jawa di Pasifik telah terhenti sejak 1949.

Jumlah penduduk Kaledonia Baru tercatat tanggal 1 September 2006, yaitu: 237.765 jiwa.

Orang Jawa di Kaledonia Baru tetap menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, namun kini anak-anak mudanya sudah tak bisa berbahasa Jawa, hanya bisa berbahasa Perancis saja.

6. Indonesia



Sudah pasti bahasa jawa juga di gunakan di Indonesia. bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa adalah bahasa jawa terutama di beberapa bagian Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan Pantai utara terbentang dari pesisir utara Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon, Yogyakarta, Jawa Tengah & Jawa Timur di Indonesia.

Enam Negara Memakai Bahasa Jawa

Sumber: http://hajingfai.blogspot.com

Selasa, 01 Oktober 2013

PADAMU NEGERI


gampang-prawoto.blogspot.com

http://padamu.siap.web.id/


 






KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

http://padamu.siap.web.id/

Puisi untuk Gus Dur Diluncurkan




KUDUS - Sebuah antologi puisi untuk menghormati KH Abdurrah­man Wahid (Gus Dur) diluncurkan, Sabtu malam (28/9). Buku berjudul ''Dari Dam Sengon ke Jembatan Panengel'' yang dikuratori Jumari HS, Sosiawan Leak, dan Ullyl Ch ini diluncurkan di RM Bambu Wulung.
Launching buku itu dihadiri ratusan penyair dan sastrawan dari ber­bagai kota, seperti Semarang, Solo, Cirebon, Sragen, Cirebon, dan Kalimantan. Nampak hadir pula di tengah ratusan sastrawan itu, antara lain Thomas Budi Santoso, Sosiawan Leak, Jumari HS, Lukni Maulana, Asyari Muhammad, Aziz Wisanggeni, Kidung Purna­ma, dan Puji Pistol. Pelun­curan antologi puisi ini semakin lengkap dengan kehadiran putri bungsu Gus Dur, Inayah Wahid.
Aris Junaedi, Ketua Dewan Kesenian Kudus (DKK) yang merupakan ajudan Gus Dur mengutarakan, banyak penyair dari berbagai kota yang datang dalam peluncuran, utamanya mereka yang karya (puisi)-nya tercantum dalam antologi.
''Keluarga Gus Dur sangat mengapresiasi terbitnya antologi puisi buat Gus Dur ini. Pihak keluarga bahkan mendukung jika ada penerbitan buku puisi Gus Dur kedua,'' ujarnya saat memberikan sambutan peluncuran buku yang diterbitkan kerja sama DKK dan Forum Sastra Surakarta.
Inayah Wahid yang datang mewakili pihak keluarga besar Gus Dur mengutarakan, pihak keluarga memang sangat mengapresiasi terbitnya buku antologi puisi Gus Dur ini. ''Sebelum diterbitkan, mas Aris sudah berkomunikasi dulu dengan pihak keluarga,'' katanya
Kenapa ibundanya Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid tidak ikut hadir dalam launching buku ini, menurut dia karena konsentrasi terhadap gerakan yang berbeda. ''Ibu dan kakak-kakak saya gerakannya di bidang lain. Untuk seni, sastra, dan budaya, saya. Sejak awal, mas Aris ngajaknya saya, kebetulan saya (kuliahnya) dulu di sastra Indonesia,'' ungkapnya. (H61-32,88) suaramerdeka.com



                                                       Poto oleh bunda Sulis Bambang



























L e n t e r a
         Kagem : Gus Dur

saat
kertas masih kosong
kau gambari macan dan singa
lalu tertulis tentang bulu-bulu mereka
yang belang karena kerakusan warna
pelatuk “melaksanaken” perintah beo
untuk membredelnya

ketika
lokomotif kereta tua
kau jalankan, penumpang tak berkarcis
turut serta pada gerbong kelas utama
“akulah penggeraknya” sambil menepuk
pundak laki-laki tua berkacamata
dan seorang permpuan seusianya
untuk mengangkat tangan bersama
sama ia

mentari yang biasa menyapa pagimu
merampas siang, saat siluet menghantar sore
membangunkan malam pada sebuah tahta
untuk menukar mahkota dengan daun nangka
“maaf, gerhana” katanya
karena perputaran matahari  saat menyinari bumi
harus tercatat pada sebuah penanggalan
yang berbeda warna

sungai
sungai kering karena kemarau 
taklagi taat pada secangkir musim
yang haus akan tetes dahaga kekuasaan

kau
adalah tambang “menjilma“ naga
merangkul dunia, mendekap, melingkarinya
menimba sedalam bilik-bilik hati
menyirami  titik-titik  “jagad” retak
walau tanpa kitab dan ayat yang sama
karena kita adalah sesama

sayub kau  masuki nadi dari pintu pori
pori yang suci, dalam hati bercengkerama
tentang rasa yang berimigrasi dari benua
ke benua, lirih terucap dari daun bibirmu
“aku kehilanganmu”
karena
“aku meninggalkanmu”

“ku titipkan peradaban bumi kepadamu,
 karena bumi sudah kuikat dengan seutas tali”

Bojonegoro, 01012010

 gampang-prawoto.blogspot.com