http://www.sastra-indonesia.com/
Ziarah Akhir Tahun
aku
debu dari kerikil
kerikil yang terlempar
membinasakan nafsu
aku
embun dari karat
karat malam tanpa cercah cahaya
rembulan telah membangun sawung di atas laut biru
dan mentari di balik bukit membisu
Tuhan
dalam renung menung yang hening
bening
hari-hariku, bulan-bulanku
bahkan tahun tahun-tahunku
“ tidak ada apaapa ”
“ belum ada apaapa ”
hanya darah memerah bercampur nanah
dan dosa-dosa
Subhaanallah
Walhamdulillah
Walaila Haillaallah
Huallah Huakbar
Tuhan
dalam kering dan tandus
percikkan senyum langit biru
pada hati yang kelabu,
remang-remang bahkan gulita
di bulan sucimu
mendung telah bergeser
menjilma jasad penglihatanku
di bulan penuh maghfiroh
akan kutanam benih cahaya
dalam lembaran baru
aroma ziarah wangi bulan ramadhanmu
Kraton Sastra Alas-Jati,12082010
M u n a j a t
Redup mata malamku
melinangkan embun di balik dedaunan
tatkala musim saling berimigrasi,
menukar langit
dan matahari mengernyitkan dahinya
ribuan tahun cahaya adalah sejarah
telapak-telapak malamku
mengendap, memfosil
dalam lelap remang sinar rembulan
Tuhan
pada tenang hijau air telagaMu
gelombang ombak biru kedalaman lautMu
telah hijrah meninggalkan batinku
berjuta hijau rerimbun daun-daun murbei
menyisakan ranting kering
rerintih dan lembab membasah munajatku
dalam dosa-dosaku
doaku
akan kupintal serat-serat ayat suratmu
menjadi gulungan renungan panjang
kutenun lembara-lembaran sajadah sutra
sujud lahir batinku
di sisa hidupku
KratonSastra, 24082010
Ziarah Akhir Tahun
aku
debu dari kerikil
kerikil yang terlempar
membinasakan nafsu
aku
embun dari karat
karat malam tanpa cercah cahaya
rembulan telah membangun sawung di atas laut biru
dan mentari di balik bukit membisu
Tuhan
dalam renung menung yang hening
bening
hari-hariku, bulan-bulanku
bahkan tahun tahun-tahunku
“ tidak ada apaapa ”
“ belum ada apaapa ”
hanya darah memerah bercampur nanah
dan dosa-dosa
Subhaanallah
Walhamdulillah
Walaila Haillaallah
Huallah Huakbar
Tuhan
dalam kering dan tandus
percikkan senyum langit biru
pada hati yang kelabu,
remang-remang bahkan gulita
di bulan sucimu
mendung telah bergeser
menjilma jasad penglihatanku
di bulan penuh maghfiroh
akan kutanam benih cahaya
dalam lembaran baru
aroma ziarah wangi bulan ramadhanmu
Kraton Sastra Alas-Jati,12082010
M u n a j a t
Redup mata malamku
melinangkan embun di balik dedaunan
tatkala musim saling berimigrasi,
menukar langit
dan matahari mengernyitkan dahinya
ribuan tahun cahaya adalah sejarah
telapak-telapak malamku
mengendap, memfosil
dalam lelap remang sinar rembulan
Tuhan
pada tenang hijau air telagaMu
gelombang ombak biru kedalaman lautMu
telah hijrah meninggalkan batinku
berjuta hijau rerimbun daun-daun murbei
menyisakan ranting kering
rerintih dan lembab membasah munajatku
dalam dosa-dosaku
doaku
akan kupintal serat-serat ayat suratmu
menjadi gulungan renungan panjang
kutenun lembara-lembaran sajadah sutra
sujud lahir batinku
di sisa hidupku
KratonSastra, 24082010