gampang-prawoto.blogspot.com |
KAPAL NABI NUH DIBUAT DARI KAYU JATI JAWA
Kisah Dan Menguak Kapal Nabi Nuh
Bagi umat Islam yang pernah membaca sejarah 25 Nabi dan Rasul, pastinya mengetahui tentang kisah Nabi Nuh AS. Ia diutus oleh Allah SWT untuk mengajak kaumnya menyembah Allah SWT. Dan, selama lebih dari 900 tahun berdakwah kepada tiga generasi dari kaumnya, Nabi Nuh AS hanya mendapatkan pengikut sebanyak 70 orang dan delapan anggota keluarganya.
Nabi Nuh AS berdakwah siang dan malam, namun kaumnya tak juga mau menerima kehadirannya sebagai pesuruh Allah SWT. Hingga akhirnya, ia memohon kepada Allah agar kaumnya yang suka membangkang itu diberikan pelajaran agar mereka mau menyembah Allah. Doanya pun dikabulkan oleh Allah SWT. Ia diperintahkan untuk membuat sebuah kapal sebagai persiapan bila siksa Allah telah datang berupa banjir. Di dalam kapal tersebut, nantinya diikut sertakan pula semua spesies binatang secara berpasang-pasangan.
Setelah semuanya telah siap, pengikut Nabi Nuh dan hewan-hewan telah naik ke kapal, tak lama kemudian turunlah hujan lebat sehingga mengakibatkan banjir besar. Selain mereka yang berada di atas kapal, tak ada yang selamat dari banjir tersebut. Dan, ketika banjir telah reda, kapal Nabi Nuh kemudian terdampar (berlabuh) di sebuah bukit yang tinggi (al-Judy). Peristiwa ini secara lengkap terdapat dalam Alquran Surah Nuh ayat 1-28 dan Hud (11) ayat 25-33, 40-48, dan 89. Cerita serupa juga terdapat dalam berbagai surah lainnya dalam Alquran.
Peristiwa banjir besar yang melanda umat Nabi Nuh ini tidak hanya terdapat dalam Alquran. Pada agama lain pun, seperti Kristen juga diceritakan peristiwa serupa.
Peristiwa banjir yang menenggelamkan umat Nabi Nuh itu, kini telah merebak ke seantero dunia. Para peneliti arkeologi berlomba-lomba mengungkap kebenaran cerita itu dengan meneliti tempat berlabuhnya kapal Nuh tersebut.
Seorang warga Schagen, Belanda, Johan Huibers, membuat replika kapal Nabi Nuh sekitar dua tahun lalu. Meski, saat itu masyarakat mengecapnya “gila”, ia tetap meneruskan proyeknya itu. Proyeknya tersebut diklaim sebagai pembuktian kesetiaaan imannya kepada Tuhan dan ajaran-Nya.
Bukan hanya kisah Huibers tadi yang terinspirasi dari kisah Nabi Nuh. Tapi, cerita tentang bahtera (kapal) Nabi Nuh telah berpuluh tahun menjadi inspirasi maupun perbincangan di kalangan awam, arkeolog, dan sejarawan dunia. Hasil temuan mereka pun masih menjadi kontroversi dan belum berhasil mengungkap misteri yang sebenarnya tentang di mana kapal Nuh terdampar.
Kabarnya, sejumlah peneliti telah menemukan bukti-bukti valid tentang keberadaan kapal Nuh itu. Melalui penelitian selama beratus-ratus tahun dan mengamati hasil foto satelit, salah satu situs yang dipercaya sebagai jejak peninggalan kapal tersebut terletak di pegunungan Ararat, Turki, yang berdekatan dengan perbatasan Iran. Pemerintah Turki mengklaim 3500 tahun kemudian bangkai kapal tersebut ditemukan pada 11 Agustus 1979 di wilayahnya. Bahkan, situs ini telah dibuka untuk umum dan menjadi objek wisata. Kini, Gunung Sabalan di Iran, yang terletak 300 km dari situs pertama, juga tengah diselidiki.
Berbagai cara pembuktian pun dilakukan. Seperti yang terlihat dari foto-foto lansiran situs noahsark-naxuan.com, di lokasi itu tampak sebuah bentuk simetris raksasa seperti cekungan perahu. Diduga, tanah, debu, dan batuan vulkanis yang memiliki usia berbeda-beda telah masuk ke dalam perahu tersebut selama bertahun-tahun sehingga memadat dan membentuk sesuai bentuk perahu. Di sekitarnya ditemukan pula jangkar batu, reruntuhan bekas permukiman, dan ukiran dari batu.
Memanfaatkan peta satelit Google Earth, lokasi situs perahu Nabi Nuh itu terletak pada ketinggian sekitar 2000 dpl (dari permukaan laut). Lokasinya berada di kaki bukit yang agak rata. Sedangkan, di daerah sekitarnya masih ada lembah raksasa yang memiliki ketinggian jauh lebih rendah.
Berdasarkan hal tersebut, perahu Nabi Nuh diperkirakan mendarat pada saat banjir masih belum benar-benar surut. Hal ini juga menunjukkan bahwa kondisi topografi di sekitar situs perahu Nabi Nuh sangat mendukung untuk terjadinya banjir besar.
Keberadaan kapal Nuh di pegunungan Ararat itu diyakini para peneliti arkeologi sebagai penemuan paling heboh di dunia, selain Mumi Firaun dan Piramida. Sebab, penelitian itu dilakukan ratusan kali dengan melibatkan para pakar dan ahli geologi, arkeologi, dan pesawat luar angkasa untuk mengawasi dan memotret pegunungan Ararat. Dan, ‘penemuan’ itu dianggap paling heboh dan teramat berharga, karena peristiwa itu terjadi lebih dari 5000 tahun lalu.
Di sekitar objek tersebut, juga ditemukan sebuah batu besar dengan lubang pahatan. Para peneliti percaya bahwa batu tersebut adalah drogue-stones.
Pada zaman dulu, batu tersebut biasanya dipakai pada bagian belakang perahu besar untuk menstabilkan perahu. Para peneliti juga menemukan sesuatu yang tidak lazim pada batu tersebut, yakni adanya sebuah molekul baja yang diperkirakan berusia ribuan tahun lalu dan dbuat oleh tangan manusia. Karena itu, mereka meyakini, tempat tersebut adalah jejak pendaratan perahu Nuh.
Dari beberapa foto-foto yang dihasilkan, lokasi pegunungan Ararat itu memang menunjukkan adanya sebuah perahu yang sangat besar. Ukuran perahu itu diperkirakan memiliki luas 7.546 kaki (2300 meter) dengan panjang sekitar 500 kaki (1524 meter), lebar 83 kaki (272.3 meter), dan tinggi 50 kaki(173.88 meter).
Baidawi, salah seorang peneliti Muslim menjelaskan, ukuran kapal itu sekitar 300 hasta (panjang sekitar 50 meter dan luas 30 meter) dan terdiri atas tiga tingkat. Di tingkat pertama, diletakkan binatang-binatang liar dan yang sudah dijinakkan.
Lalu, pada tingkat kedua ditempatkan manusia, dan yang ketiga burung-burung.
Ada juga yang berpendapat, kapal Nuh itu berukuran lebih luas dari
sebuah lapangan sepak bola. Luas pada bagian dalamnya cukup untuk
menampung ratusan ribu manusia. Dan, jarak dari satu tingkat ke tingkat
lainnya mencapai 12 hingga ke 13 kaki. Juga, hewan-hewan dari
berbagai spesies itu jumlahnya diperkirakan mencapai puluhan ribu
ekor. Menurut Dr Whitcomb, dalam perahu itu terdapat sekitar 3.700
binatang mamalia, 8.600 jenis itik/burung, 6.300 jenis reptilia, 2.500
jenis amfibi, dan sisanya umat Nabi Nuh. Adapun berat perahu itu
diprediksikan mencapai 24.300 ton.
Menurut sejumlah penelitian, perahu Nabi Nuh itu diperkirakan dibuat sekitar tahun 2465 SM (Sebelum Masehi). Dan, beberapa sarjana berpendapat, perahu Nabi Nuh itu dibangun di sebuah tempat bernama Shuruppak, yaitu sebuah kawasan yang terletak di selatan Irak. Jika ia dibangun di selatan Irak dan akhirnya terdampar di Utara Turki, kemungkinan besar bahtera tersebut telah terbawa arus air sejauh kurang lebih 520 km.
Kebenaran penemuan itu masih diperdebatkan banyak pihak. Namun, sejumlah peneliti percaya bahwa pegunungan Ararat adalah tempat berlabuhnya kapal Nuh. Alquran tidak menyebutkan nama sebuah gunung kecuali nama al-Judi, yang berarti sebuah tempat yang tinggi.
Pegunungan Ararat dikenal sebagai gunung yang unik di Turki. Keunikannya hampir setiap hari akan tampak pelangi dari sebelah utara puncak gunung. Di Turki, pegunungan Ararat ini dikenal pula sebagai salah satu gunung yang memiliki puncak terluas di dunia dan tertinggi di Turki. Puncak tertingginya mencapai 16,984 kaki dpl. Sedangkan, puncak kecilnya setinggi 12,806 kaki. Menurut para ahli, jika seseorang berhasil menaklukkan puncak besarnya, mereka akan menyaksikan tiga wilayah negara dari atasnya, yakni Rusia, Iran, dan Turki.Wa Allahu A’lamu.
Menurut Al-Quran Tentang Kapal Nabi Nuh
Adapun tentang bahtera Nabi Nuh as ini sesungguhnya Allah swt telah
meninggalkannya sebagai salah satu dari tanda kebesaran-Nya dan agar
orang-orang yang datang setelahnya dapat mengambil pelajaran dari
kejadian yang dialami oleh Nuh dan orang-orang yang bersamanya yang
kemudian diselamatkan dengan bahtera itu sementara orang-orang yang
kafir terhadapnya ditenggelamkaan oleh Allah swt, sebagaimana firman-Nya
:
وَلَقَد تَّرَكْنَاهَا آيَةً فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ ﴿١٥﴾
فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ ﴿١٦﴾
Artinya : “Dan Sesungguhnya telah kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, Maka Adakah orang yang mau mengambil pelajaran? Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.” (QS. Al Qomar : 15 – 16)
Sedangkan keberadaan bahteranya setelah Allah swt menyelamatkannya
serta orang-orang yang bersamanya juga telah disebutkan didalam
firman-Nya :
وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءكِ وَيَا سَمَاء أَقْلِعِي وَغِيضَ
الْمَاء وَقُضِيَ الأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ وَقِيلَ
بُعْداً لِّلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Artinya : “Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah airmu, dan Hai langit (hujan) berhentilah,” dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang zalim .” (QS. Huud : 44)
Lalu di mana sebenarnya bukit Judi, yang menjadi tempat berlabuhnya bahtera Nuh inilah yang hingga kini masih banyak diperselisihkan orang. Ada yang mengatakan bahwa ia berada di Armenia, ada yang mengatakan di Iraq, ada yang mengatakan di Turki atau juga di daerah Yaman.
Mereka yang mengatakan bahwa bahtera Nuh tersebut berada di Armenia berdasarkan pada apa yang diberitakan didalam Injil bahwa bahtera itu terdampar di bukit Ararat. Namun ada juga yang mengatakan bahwa Ararat bukanlah sebuah bukit akan tetapi ia adalah sebuah perbukitan yang memanjang antara Armenia, Turki dan Iraq bagian utara sementara bukit Judi adalah salah satu bukit dari perbukitan Ararat itu.
Sementara itu orang yang mengatakan bahwa bahtera Nuh berada di Yaman mengemukakan beberapa argumentasinya seperti :
1. Bahwa tidak pernah terjadi air bah di daerah Asia Tengah yang menjadikan bahtera Nuh berada di Armenia sebagaima disebutkan berbagai sumber sejarah dan hasil dari penelitian orang-orang Amerika di Laut Mati dan daerah-daerah sekitarnya pada tahun 2005.
2. Dan disebutkan didalam beberapa sumber sejarah bahwa asal muasal kaum Nuh adalah Bani Rasib yang merupakan asal-muasal dari orang-orang Yaman yang kemudian menyebar ke berbagai daerah di Jazirah Arab.
3. Keberadaan gunung yang disebut dengan Tanur (yang disebutkan didalam Al Qur’an) berada di kota Hamdan propinsi Shan’a.
4. Dan sesungguhnya kuburan Nabi Nuh berada di desa al Waqsyah yang dibangun didaerah Nahm. Hal ini dibuktikan dengan nama kota itu adalah Nahm yang juga nama dari Nabi Nuh as, Nuh adalah Nahm, sebagaimana disebutkan didalam Taurat.
5. Kota Shan’a dahulunya juga bernama kota Saam bin Nuh as.
Sementara itu Imam Ath Thobari mengatakan dari Ishaq bahwa bahtera itu
berada di air selama satu tahun, melewati baitullah dan melakukan
perputaran (thawaf) sebanyak tujuh kali lalu Allah mengangkatnya agar
tidak tenggelam kemudian menuju Yaman dan kembali lagi ke Judi dan
berlabuh di sana.
Sedangkan Al Qurthubi dan juga Al Baghowi didalam tafsirnya masing-masing menjelaskan bahwa bukit Judi berada didaerah jazirah dekat al Maushul.
Didalam al Bidayah wa an Nihayah, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa bukit Judi adalah bukit besar yang berada disebelah timur Jazirah Ibnu Umar hingga ke sungai Dajlah, berada dipinggiran al Maushul, (panjang bukit itu) dari selatan hingga utaranya sepanjang tiga hari perjalanan dan memiliki ketinggian sepanjang setengah hari perjalanan. Ia adalah bukit yang hijau karena ditumbuhi pepohonan dari eek (kayu) yang disampingnya terdapat sebuah desa yang bernama desa ats tsamanin sebagai tempat tinggal orang-orang yang diselamatkan bersama Nuh yang berada didalam bahtera itu. Tentang lokasi ini, Ibnu Katsir juga menyebutkan bahwa tidak hanya satu orang ahli tafsir yang menyebutkannya.
Namun dimana letak yang pastinya maka kita serahkan sepenuhnya kepada Allah swt yang Maha Mengetahui segala sesuatunya, Dia lah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin.
Kapal Nabi Nuh Berasal Dari Indonesia, Benarkah?
Sejak
ditemukannya situs kapal Nabi Nuh AS oleh Angkatan Udara Amerika
serikat, tahun 1949, yang menemukan benda mirip kapal di atas Gunung
Ararat-Turki dari ketinggian 14.000 feet (sekitar 4.600 M). Dan di muat
dalam berita Life Magazine pada 1960, saat pesawat Tentara Nasional
Turki menangkap gambar sebuah benda mirip kapal yang panjangnya sekitar
150 M. Penelitian dan pemberitaan tentang dugaan kapal Nabi Nuh AS (The
Noah’s Ark) terus berlanjut hingga kini.
Seri pemotretan oleh penerbang Amerika Serikat, Ikonos pada 1999-2000 tentang adanya dugaan kapal di Gunung Ararat yang tertutup salju, menambah bukti yang memperkuat dugaan kapal Nabi Nuh AS itu. Kini ada penelitan terbaru tentang dari mana kapal Nabi Nuh AS itu berangkat. Atau di mana kapal Nabi Nuh AS itu dibuat?
Seri pemotretan oleh penerbang Amerika Serikat, Ikonos pada 1999-2000 tentang adanya dugaan kapal di Gunung Ararat yang tertutup salju, menambah bukti yang memperkuat dugaan kapal Nabi Nuh AS itu. Kini ada penelitan terbaru tentang dari mana kapal Nabi Nuh AS itu berangkat. Atau di mana kapal Nabi Nuh AS itu dibuat?
Baru-baru ini, gabungan peneliti arkeolog-antropolgy dari dua negara, China dan Turki, beranggotakan 15 orang, yang juga membuat film dokumenter tentang situs kapal Nabi Nuh AS itu, menemukan bukti baru. Mereka mengumpulkan artefak dan fosil-fosil berupa; serpihan kayu kapal, tambang dan paku.
Hasil Laboratorium Noah’s Ark Minesteries International, China-Turki, setelah melakukan serangkaian uji materi fosil kayu oleh tim ahli tanaman purba, menunjukan bukti yang mengejutkan, bahwa fosil kayu Kapal Nabi Nuh AS berasal dari kayu jati yang ada di Pulau Jawa.
Mereka telah meneliti ratusan sample kayu purba dari berbagai negara, dan memastikan, bahwa fosil kayu jati yang berasal dari daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah 100 persen cocok dengan sample fosil kayu Kapal Nabi Nuh AS. Sebagaimana diungkap oleh Yeung Wing, pembuat film documenter The Noah’s Ark, saat melakukan konfrensi pers di Hongkong, Senin (26/4/2010) yang lalu.
“Saya meyakini
99 persen, bahwa situs kapal di Gunung Ararat, Turki adalah merupakan
fosil Kapal Nuh yang ribuan tahun lalu terdampar di puncak gunung itu,
setelah banjir besar menenggelamkan dunia dalam peristiwa mencairnya
gleser di kedua kutub” Jelas Yeung Wing
Pendapat National Turk
Dr.Mehmet Salih
Bayraktutan PhD, yang sejak 20 Juni 1987 turut meneliti dan
mempopulerkan situs Kapal Nabi Nuh AS, mengatakan: “Perahu ini adalah
struktur yang dibuat oleh tangan manusia.” Dalam artikelnya juga
mengatakan, lokasinya di Gunung Judi (Ararat) yang disebut dalam Al
Qur’an, Surat Hud ayat 44. Sedangkan dalam Injil: Perahu itu terdampar
diatas Gunung Ararat (Genesis 8 : 4).
Menurut
peneliti The Noah’s Ark, kapal dibuat di puncak gunung oleh Nabi Nuh
AS, tak jauh dari desanya. Lalu berlayar ke anta beranta, saat dunia
ditenggelamkan oleh banjir besar. Berbulan-bulan kemudian, kapal Nabi
Nuh AS merapat ke sebuah daratan asing. Ketika air menjadi surut, maka
tersibaklah bahwa mereka terdampar di puncak sebuah gunung.
Bila fosil kayu
kapal itu menunjukan berasal dari Kayu jati, dan itu hanya tumbuh di
Indonesia jaman purba, boleh jadi Nabi Nuh AS dan umatnya dahulu
tinggal di sana. Saat ini kita dapat saksikan dengan satelit, bahwa
gugusan ribuan pulau itu (Nusantara), dahulu merupakan daratan yang
luas.
Sedangkan
Dr.Bill Shea, seorang antropolog, menemukan pecahan-pecahan tembikar
sekitar 18 M dari situs kapal Nabi Nuh AS. Tembikar ini memiliki
ukiran-ukiran burung, ikan dan orang yang memegang palu dengan memakai
hiasan kepala bertuliskan Nuh.
Postingan /label/ JAWA TUWA:
Kapal Nabi Nuh Dibuat Dari Kayu Jati Jawa
Misteri Candi Borobudur dan Kisah Nabi Sulaiman
Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman
Yahudi Keturunan Jawa
Leluhur Bangsa Jawa
Keturunan Nabi Ibrahim Keturunan Jawa
Nabi Muhammad Keturunan Jawa
Semedi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar