UGM Dipimpin Anak Desa
Metrotvnews.com, Yogyakarta: Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) Pratikno tidak menyangka akan memimpin universitas itu. Ia menjadi rektor setelah dipilih Majelis Wali Amanat UGM di Yogyakarta, Kamis (22/3).
Pratikno lahir dan dibesarkan di kampung terpencil di Desa Dolog gede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Desa itu berjarak sekitar 40 kilometer dari Kota Bojonegoro, dan dikelilingi hutan jati serta perkebunan tembakau. Desa itu baru dialiri listrik pada 1994, dan tidak ada satu pun gedung sekolah.
Bersama 13 temannya, Pratikno harus sekolah dengan menumpang di rumah seorang kepala desa. "Saya masih ingat, saat di SD tidak memakai sepatu, dan dari 13 teman itu hanya saya satu-satunya yang melanjutkan ke jenjang SMP," kata pria kelahiran 13 Februari 1962 itu.
Lokasi SMP yang berjarak sekitar 20 kilometer dari kampungnya tersebut, tidak meluluhkan keinginan Pratikno untuk melanjutkan sekolah. Pratikno pun memilih kos.
Sejak itu Pratikno terbiasa mandiri, masak sendiri. Setiap pagi bangun menghidupkan api di anglo untuk masak nasi, tetapi untuk sayur seperti sayur asem dan lodeh beserta lauknya dibeli di warung.
"Saya masih ingat, pada waktu itu satu mangkok sayur seharga Rp25," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM itu.
Setelah lulus SMP, anggota Panitia Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) untuk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta itu, melanjutkan ke SMA di Kota Bojonegoro dan lulus pada 1980. Kemudian melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM karena bercita-cita ingin menjadi sekretaris daerah (sekda).
Namun, Pratikno diterima menjadi dosen di almamaternya, dan melanjutkan pendidikan master dan doktor di Inggris. "Jadi, ketika pulang usai pendidikan master dari Inggris, kampung saya belum ada ada listrik. Hal itu yang membuat saya sedih jika pulang," katanya.
Anak dari desa terpencil itu, kini terpilih menjadi orang nomor satu di UGM. "Saya senang karena mendapatkan kepercayaan dari MWA untuk memimpin UGM selama lima tahun ke depan, saya juga berterima kasih kepada mahasiswa yang telah mendukung dan mengawal proses pemilihan rektor UGM dengan baik," katanya.(Ant/Wtr2)
Nasional / Kamis, 22 Maret 2012 21:20 WIB
Metrotvnews.com, Yogyakarta: Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) Pratikno tidak menyangka akan memimpin universitas itu. Ia menjadi rektor setelah dipilih Majelis Wali Amanat UGM di Yogyakarta, Kamis (22/3).
Pratikno lahir dan dibesarkan di kampung terpencil di Desa Dolog gede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Desa itu berjarak sekitar 40 kilometer dari Kota Bojonegoro, dan dikelilingi hutan jati serta perkebunan tembakau. Desa itu baru dialiri listrik pada 1994, dan tidak ada satu pun gedung sekolah.
Bersama 13 temannya, Pratikno harus sekolah dengan menumpang di rumah seorang kepala desa. "Saya masih ingat, saat di SD tidak memakai sepatu, dan dari 13 teman itu hanya saya satu-satunya yang melanjutkan ke jenjang SMP," kata pria kelahiran 13 Februari 1962 itu.
Lokasi SMP yang berjarak sekitar 20 kilometer dari kampungnya tersebut, tidak meluluhkan keinginan Pratikno untuk melanjutkan sekolah. Pratikno pun memilih kos.
Sejak itu Pratikno terbiasa mandiri, masak sendiri. Setiap pagi bangun menghidupkan api di anglo untuk masak nasi, tetapi untuk sayur seperti sayur asem dan lodeh beserta lauknya dibeli di warung.
"Saya masih ingat, pada waktu itu satu mangkok sayur seharga Rp25," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM itu.
Setelah lulus SMP, anggota Panitia Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) untuk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta itu, melanjutkan ke SMA di Kota Bojonegoro dan lulus pada 1980. Kemudian melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM karena bercita-cita ingin menjadi sekretaris daerah (sekda).
Namun, Pratikno diterima menjadi dosen di almamaternya, dan melanjutkan pendidikan master dan doktor di Inggris. "Jadi, ketika pulang usai pendidikan master dari Inggris, kampung saya belum ada ada listrik. Hal itu yang membuat saya sedih jika pulang," katanya.
Anak dari desa terpencil itu, kini terpilih menjadi orang nomor satu di UGM. "Saya senang karena mendapatkan kepercayaan dari MWA untuk memimpin UGM selama lima tahun ke depan, saya juga berterima kasih kepada mahasiswa yang telah mendukung dan mengawal proses pemilihan rektor UGM dengan baik," katanya.(Ant/Wtr2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar